Selamanya
Hubungan ini tidak pernah punya nama, tapi kehadirannya selalu ada—mengisi ruang kosong yang bahkan aku sendiri tidak tahu kapan mulai terbentuk. Kami berjalan berdampingan tanpa pernah memastikan arah, namun langkahmu selalu terasa sejalan denganku, sayang.
Ada saat-saat ketika kau tertawa pelan, dan aku hanya bisa diam menikmati caramu menikmati hidup. Kadang aku berpikir, mungkin kebersamaan ini hanya kebetulan—dua orang yang tidak sengaja merasa nyaman di tengah keramaian dunia. Tapi setiap kali kau menoleh dan tersenyum, seolah semua keraguan itu lenyap begitu saja.
Aku tidak pernah bertanya tentang kita, dan kau juga tidak pernah menawarkan jawaban. Mungkin kita sama-sama tahu bahwa apa pun namanya, rasanya sudah cukup begini saja. Tidak ada janji, tidak ada ikatan—hanya ada hari-hari sederhana yang terasa lebih hidup karena kehadiranmu, sayang.
Malam-malam panjang terasa lebih hangat saat kau bercerita tentang mimpi-mimpimu, sementara aku diam-diam berharap menjadi bagian dari semua itu. Seandainya saja kau tahu—ada keinginan kecil di hatiku untuk tetap seperti ini selamanya, meski tanpa perlu menamainya dengan apa-apa.
Kadang aku takut jika suatu hari kau pergi, meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kecil yang tanpa sadar telah mengakar dalam keseharianku. Tapi aku juga sadar, menggenggam terlalu erat justru bisa membuatmu hilang. Jadi aku memilih menikmati setiap detik yang ada—tanpa harapan berlebihan, meski jauh di dalam hati, aku ingin waktu berhenti saat kita bersama, sayang.
Komentar
Posting Komentar